Klaten, 19 Juni 2023 – Kelompok Riset Media, Khalayak, dan Sistem Sosial Budaya, Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS yang dipimpin oleh Dra. Prahastiwi Utari, M.Si., Ph.D. berhasil menggelar penyuluhan bertema literasi digital. Penyuluhan yang dilaksanakan pada hari Senin, 19 Juni 2023 ini sengaja mengambil lokasi penelitian di Desa Nglinggi Klaten.
Desa Nglinggi merupakan desa yang dinobatkan sebagai desa damai oleh Wahid Foundation pada 2017 lalu. Desa ini berhasil menjadi percontohan wilayah yang dapat menjaga keharmonisan antar warga yang berbeda latar belakang. Selain dinobatkan menjadi desa damai, desa ini juga mendapat predikat sebagai desa layak anak sehingga dalam rangka pencegahan kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan maka desa ini memiliki woman crisis center sebagai wadah pembinaan masyarakat dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Tim riset memilih desa ini dengan tujuan untuk semakin mendorong kesadaran warga Desa Nglinggi terkait tindak kekerasan seksual di ranah sosial media yang semakin marak terjadi.
“Perguruan tinggi turut bertanggung jawab terhadap pencegahan dan penanganan kekerasan seksual yang marak terjadi tak hanya di kehidupan sehari-hari namun juga di ruang internet. Melalui literasi digital, kami berharap dapat mengedukasi dan memberdayakan warga Desa Nglinggi sebagai agen pencegahan,” tegas Prahastiwi Utari selaku ketua pelaksana.
Tujuan dari pelatihan ini juga mencakup agar warga dapat memiliki kemampuan untuk mencegah dan menangani berbagai kejahatan tindak pelecehan seksual terutama yang berkaitan dengan literasi digital. Salah satu pemateri yaitu dosen ilmu komunikasi, Universitas Sebelas Maret sekaligus praktisi di bidang media digital, Luky Fitriani, S.I.Kom., M.I.Kom. juga menekankan pentingnya bijak dalam bermedia terutama pada media sosial. Karena banyak sekali kasus pelecehan seksual yang terjadi di media sosial seperti yang baru-baru ini hangat diperbincangkan yaitu fenomena revenge porn. Untuk memaksimalkan materi pada pelatihan ini, Tim Riset FISIP UNS juga menghadirkan narasumber praktisi sekaligus akademisi yakni Dyah Agung Esfandari, B.A., M.Si., yang merupakan Ketua Komunitas Waspada Scammer Cinta. Dyah Agung Esfandari merupakan pengajar ilmu komunikasi di Telkom University.
Dyah menekankan kepada warga Desa Nglinggi bahwa kejahatan cyber berbasis cinta sangat berbahaya terutama kepada wanita sebagai kaum rentan. “Meski kebanyakan korban adalah perempuan bahkan mulai dari usia 13 dan 14 tahun tapi laki-laki bisa menjadi korban. Korban biasanya merupakan janda atau yang memiliki status sosial dan kekayaan,” jelas Dyah.
Penyuluhan ini juga rencananya akan berlanjut dengan kerja sama yang menggandeng Women Crisis Center beserta Wahid Foundation, Komunitas Waspada Scammer Cinta, dan Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS.
Leave a Reply